Dimulai dari Pengenalan alat musik Harpa di seluruh dunia, terutama Asia – Vietnam sampai Mongolia. Pegiat serta pelaku seni dengan alat musik Harpa, Bejo Sandy Dzandyarto atau biasa dipanggil kak Bejo, asli Malang.
ARTNGALAM.ID– Garasi Budaya Kepanjen Jalan Sidoluhur RT 3 RW 1, Desa Ngadilangkung, Kepanjen, Malang menjadi tempat aktivitas Seni dan Budaya usia anak-anak hingga dewasa. Kali ini ada kegiatan belajar Harpa Mulut Indonesia oleh kak Bejo sebagai fasilitator. Diikuti anak-anak sekitar, Minggu (10/8) di Garasi Budaya.
Pengenalan Harpa Indonesia penyebarannya karena ada hama disuatu daerah, maka harpa pun pergi untukmu mengusirnya. Karena mayoritas masyarakat dulu di Indonesia adalah petani. “Dulu alat ini digunakan untuk mengusir hama, karena mayoritas penduduk Indonesia bacalah petani, sambil menunjukkan harpa dari Kalimantan,” kata Kak Bejo.
Selanjutnya di Malang harpa asli disebut Rinding Malang. Intinya bunyi sama cuma beda bentuk untuk membedakan asal usulnya yang dipengaruhi daerah dimana harpa digunakan. “Karena semua bunyi harpa itu keluar dari rongga mulut dari alat sederhana ini yang biasa dipukul atau di tarik,” ujar Pemilik Galejogaleri ini.
Selain itu salah satu pendiri Garasi Budaya, Ahmad Hubaibi menyampaikan tempat ini ditujukan menjadi wadah atau tempat anak-anak berkesenian untuk hal-hal yang bermanfaat contohnya membuat Topeng Malang, Penghijauan, Menari dan Bermain Musik salah satunya Harpa. “Kegiatan ini menjadi literasi untuk aktifitas secara nyata buat generasi muda, mulai dari anak-anak SD, SMP, SMK, sampai dewasa. Setiap Minggu, dengan tema yang berbeda. Misalkan hari ini Harpa, sebelumnya juga pernah pembuatan topeng, penulisan artikel dll.,” pungkas Ahmad Hubaibi. (adm)